Read more: http://pelajaran-blog.blogspot.com/2012/06/cara-ii-membuat-komentar-facebook-di.html#ixzz1zCxk6JZi

Jumat, 15 Juni 2012

UNTUKMU PARA AKHI, SUAMI DAN CALON SUAMI...


    Bismillah,,,
    UNTUKMU PARA AKHI, SUAMI DAN CALON SUAMI...

    Ketika suatu saat dirimu akan menikah dgn seorang wanita, ataupun saat ini kau sdh terikat dlm sebuah pernikahan.

    Tentunya pernikahan itu melewati proses AKAD-NIKAH bukan?
    Yang intinya berbunyi ;
    ''aku terima nikahnya si dia binti ayah si dia dengan Mas Kahwinnya ,,,,,,,''
    Singkat, padat dan jelas. Tapi tahukan makna 'perjanjian/ikrar'' tersebut ?

    ''maka aku tanggung dosa2nya si dia dari ayah dan ibunya, dosa apa saja yg telah dia lakukan, dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat. Semua yg berhubungan dgn si dia, aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yg menanggung, serta akan aku tanggung semua dosa calon anak2ku''.

    Jika aku GAGAL?

Kamis, 14 Juni 2012

Sebuah Surat Untuk Sang (Mantan) Kekasih

♥♥Sebuah Surat Untuk Sang (Mantan) Kekasih♥♥

♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥
♥♥♥♥
♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥
السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

`*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAamiin Ya Rabbal’alamiin.
Sebuah surat untuk seorang wanita yang pernah singgah dihatiku. Yang mudahan bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.

Ba’da tahmid dan shalawat

Syukur pada Allah yang masih mengaruniakan nafas padaku dan padamu untuk segera memperbarui taubat.

Ukhti, rasanya aku telah menemukan Kekasih yang jauh lebih baik darimu. Yang Tak pernah Mengantuk dan Tak Pernah Tidur. Yang siap terus menerus Memperhatikan dan Mengurusku. Yang selalu bersedia berduaan di sepertiga terakhir malam. Yang siap Memberi apapun yang kupinta. Ia yang Bertahta, Berkuasa, dan Memiliki Segalanya.

Maaf ukhti, tapi menurutku kau bukan apa-apa dibanding Dia. Kau sangat lemah, kecil, dan kerdil di hadapanNya. Walaupun kau begitu rupawan lagi cantik, Ia lebih indah dan bercahaya dari dirimu. Ia berbuat apa saja sekehendakNya kepadamu. Dan ukhti, aku khawatir apa yang telah kita lakukan selama ini membuatNya cemburu. Aku takut, hubungan kita selama ini membuatNya murka. Padahal Ia, Maha Kuat, Maha Gagah, Maha Perkasa, Maha Keras SiksaNya.

Ukhti, belum terlambat untuk bertaubat. Apa yang telah kita lakukan selama ini pasti akan ditanyakan olehNya. Ia bisa marah, ukhti. Marah karena aku telah berbuat hal-hal yang tak semestinya padamu, marah karena aku pernah mendahului takdirNya dengan mengajakmu untuk menungguku menjadi istriku kelak padahal itu belum pasti adanya. Ia bisa Marah. Tapi sekali lagi semua belum terlambat. Kalau kita memutuskan hubungan ini sekarang, semoga Ia mau Memaafkan dan Mengampuni. Ukhti, Ia Maha Pengampun, Maha Pemberi Maaf, Maha Menerima Taubat, Maha Penyayang, Maha Bijaksana.

Ukhti, jangan marah ya. Aku sudah memutuskan untuk menyerahkan cintaku padaNya, tidak pada selainNya. Tapi tak cuma aku, Ukhti. Kau pun bisa menjadi kekasihnya, kekasih yang amat dicintai dan dimuliakan.

Caranya satu, kita harus jauhi semua larangan-laranganNya termasuk dalam soal hubungan kita ini. Insya Allah, DIa punya rencana yang indah untuk masa depan kita masing-masing. Kalau engkau selalu berusaha menjaga diri dari hal-hal yang dibenciNya, kau pasti akan dipertemukan dengan seorang lelaki shalih. Ya, lelaki shalih yang pasti lebih baik dari diriku saat ini.

Ia yang akan membantu-mu menjaga agamamu, agar hidupmu senantiasa dalam kerangka mencari ridha Allah dalam ikatan pernikahan yang suci. Iniliah doaku untukmu, semoga kaupun mendoakanku, ukhti.

Ukhti, aku akan segera menghapus namamu dari memori masa lalu yang salah arah ini. Tapi, aku akan tetap menghormatimu sebagai saudara di jalan Allah. Ya, saudara di jalan Allah, ukhti.

Itulah ikatan terbaik. Tak hanya antara kita berdua, tapi seluruh orang mukmin di dunia. Tak mustahil itulah yang akan mempertemukan kita dengan Rasulullah di telaganya, lalu beliaupun memberi minum kita dengan air yang lebih manis dari madu, lebih lembut dari susu, dan lebih sejuk dari krim beku.

Maaf,ukhti.Tak baik rasanya aku berlama-lama menulis urat ini. Aku takut ini akan merusak hati. Tak akan ada lagi sms dariku yang rutin masuk ke hapemu untuk menanyakan sudah shalat atau belum. Aku tak ingin engkau memiliki sedikit rasa ria (sombong) sedikitpun di hatimu ketika akan beribadah, karena itu sangat dibenci oleh Allah dan tak akan diterima amalnya. Ketikan tuts keyboard terakhirku di surat ini adalah doa keselamatan dunia akhirat sekaligus tanda akhir dari hubungan haram kita, Insya Allah.

Semoga sajian ini bermanfaat.

Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir

(¯`v´¯)♥SALAM SANTUN UKHUWAH♥.(¯`v´¯)
`·.¸.·`(´'`v´'`) ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥(´'`v´'`)`·.¸.·`
..♥♥..♥`•.¸.•´.(¯`v´¯)(¯`v´¯).`•.¸.•´♥..♥♥..
♥•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♥♥♥♥•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♥

Rabu, 13 Juni 2012

PERASAAN WANITA

~*PERASAAN WANITA*~ 

~*Sahabat untuk sahabat*~

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kadangkala ada mungkin tergambar di benak pikiranmu,bahwa engkau tlh salah ketika memilih diriku menjadi pasanganmu,kadangkala ia mengganggu dlm pergaulan sehari-harimu dgn ku
terkadang ku takut perasaan cintamu menjadi benci,

limpahan kasih sayangmu menjelma menjadi kemarahan,
dan ketenanganpun menjadi ketegangan.

Disaat engkau msh sibuk dgn pekerjaan yg tak kunjung selesai,tak jarang aku kau abaikan,wkt di rumahpun,kadang ku ikhlaskan demi masa depanmu,bukankah engkau tahu akupun butuh perhatian darimu,terkadang ku cari perhatianitu,namun salah dilihat dipandanganmu,kalaulah itu terlihat salah,semoga engkau bisa melihat kebaekanku yg lain,bukankah Allah swt yg mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan''Dan pergaulilah mereka(istrimu)dgn baek,kemudian bilal kamu tdk menyukai mereka(maka bersabarlah)karena mungkin kamu tdk menyukai sesuatu,padahal Allah swt menjadikan padanya kebaikan yg banyak(QS.An Nisa''19)

Rasullullah shallallu'alaihi wa sallam yg kita cintaipun berpesan''Sempurnanya iman seorang mukmin adalah mereka yg baek akhlaknya,dan yg terbaek(pergaulannya)dgn istri-istri mereka''jika engkau melihat kekurangan pada diriku,ingat lah kembali pesan beliau,jgn membenci seorang mukmin(laki-laki)pada mukminat(perempuan)jika ia tdk suka suatu kelakuannya pasti ada jg kelakuan lainnya yg ia sukai(HR.Muslim)

Sadarkah engkau bahwa tiada manusia di dunia ini yg sempurna segalanya,bukankah engkau tahu bahwa hanyalah Allah yg maha sempurna,tdk lh sepatutnya bila kau hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu,sedangkan engkau sendiri tak pernah sekalipun menghitunh kekurangan dan kesalahanmu,jgn lah engkau mencari-cari selalu kesalahanku,padahal aku tlh taat padamu..

Saat ku rela pergi bersamamu,kutinggalkan orang tua dan sanak saudaraku,ku ingin kaulah yg mengisi kekosongan hatiku,naungilah diriku dgn kasih sayang dan senyuman darimu,

ku ingat pula saat ku ragu memilih siapa pendampingku,ketakwaan yg terlihat dlm keseharianmu-lah yg mempesona diriku
bukankah sahabat Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam,ali bin Tholib saat ditanya oleh seorang,''Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan dgn siapakah sepatutnya aku nikahkan dai,'Ali R.a pun mnjawab,'kawinkan lah dia dgn lelaki yg bertakwa kepada allah,sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya,dan jika ia tdk menyukainya maka dia tdk akan menzaliminya,'ku harap engkau lah laki-laki itu.

Saat trjadi kesalahan yg tak sengaja ku lakukan mungkin saat itu engkau mendambakan diriku sebagai istri tanpa kekurangan dan kelemahan,sadarlah sesungguhnya egois tlh menguasai dirimu,perbaekilah kekurangan diriku dgn lemah lembut,jgn lah kasar terhadapku,bukankah Rasullullah tlh mengajarkan kepada dirimu,saat Muawiah bin ubaidah bertanya kepada beliau tentang tanggung jawab suami kepada istri,beliaupun menjawb,'Dia memberimu makan ketika ia makan,dan memberinya pakaian ketika ia berpakaian,jgn lah engkau keras trhadapku,karena Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam pun tak pernah brbuat kasar trhadap istri-istrinya.

Tahukah engkau anugerah yg akan engkau terima dari Allah di akhirat kelak,renungkanlah bahwa''mereka yg berlaku adil,kelak di hari kiamat akan bertahta singgasana yg trbuat dari cahaya.mereka adalah orang yg brlaku adil ketika menghukum,dan adil trhadap istri-istri mereka serta orang-orang yg menjadi tanggung jawabnya,(HR.Muslim)

ku do'akan bahwa engkau lah yg kelak slh satu yg menempati singgasana trsebut dan aku adalah permaisuri istanamu.

jika engkau ada wkt ajarkanlah diriku dgn ilmu yg tlh Allah berikan kepadamu,apalagi engkau sibuk,maka biarkan aku menuntut ilmu,namun takkan ku lupakan tanggung jawabku,sehingga kelak diriku dpt menjadi sekolah buat putra putrimu,bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat putra putrinya
semoga engkau selalu mendampingiku dlm mendidik putra putri kita dan bertakwa kepada Allah.

Ya Allah,Engkaulah saksi ikatan hati ini..

aku tlh jatuh cinta pada lelaki pasangan hidupku,jadikanlah cinta pada suamiku ini sebagai penambah kekuatanku utk mencintai-MU

Namun ku mohon pula,jagalah cintaku ini agar tdk melebihi cintaku kepada-MU ya Allah
hingga aku tdk trjatuh pada jurang cinta yg semu,jagalah hatiku agar tdk brpaling pada hati-MU ya Allah,jadikanlah rindu syahid di jalan-Mu lebih ia rindukan daripada kerinduannya trhadapku.

Jadikanlah pula kerinduan terhadapku tdk melupakan kerinduannya trhadap surga-MU,

bila cintaku padanya tlh mengalahkan cintaku kepada-MU,

ingatkanlah diriku,jgn Engkau biarkan aku trtatih kemudian trgapai-gapai merengkuh cinta-MU,

tlh brjumpa pada taat pada-MU,
tlh brsatu dlm dakwah pada-MU,
tlh brpadu dlm membela syariat-MU,

kokohkanlah ya Allah ikatanya,kekalkanlah cintanya,tunjukilah jalan-jalannya,
penuhilah hati-hati ini dgn Nur-MU yg tiada pernah pudar,
lapangkanlah dada kami dgn limpahan keimanan kepada-MU dan keindahan brtawakal di jalan-MU..amieen ya Rabbal alamin,,,

Salah dan hilaf andai ada kata yg kurang berkenan mohon ma'afkan
Ana Andika al-banjari hamba Allah yg tiada daya dan upaya yg takkan
lepas dari salah dan dosa,yg benar itu datangnya daripada Allah SWT
dan yg salah itu datangnya daripada kelemahan diri ana pula.

Salam Ukhuwah Fillah

~:*ISTRIKU MUTIARAKU, SUAMIKU ADALAH SYURGAKU*::~
~*Sahabat untuk sahabat*~
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Mutiara 1
 Hushain bin Muhshan menuturkan bahwa bibinya pernah datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk suatu keperluan. Setelah selesai dari keperluannya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepadanya "Apakah engkau bersuami?" Ia menjawab "Ya", "Bagaimana engkau bersuami ? Ia menjawab "Aku berusaha sekuat tenaga untuk melayaninya dan mentaatinya, kecuali dalam hal-hal yang aku tidak sanggup. "Beliau berkomentar," "Perhatikan baik-baik sikapmu kepadanya karena sesungguhnya ia adalah Syurga dan Nerakamu." (HR. Hakim)

Mutiara 2
Apabila seorang wanita telah menunaikan shalat lima waktu dan berpuasa di bulan Ramadhan, senantiasa mentaati suaminya dan menjaga kemaluannya, niscaya akan dikatakan kepadanya, masuklah kamu ke dalam syurga dari pintu mana saja yang kamu kehendaki. (HR. Ahmad)

Mutiara 3
Ada tiga golongan yang shalatnya tidak diterima dan kebaikannya tidak diangkat ke langit: Pertama, hamba sahaya yang kabur dari majikannya sampai ia kembali dan meminta maaf kepada majikannya. Kedua, seorang istri yang dimurkai suaminya sampai suaminya meridhainya dan ketiga seorang pemabuk sampai ia sadar. (HR. Thabrani dan Ibnu Hibban).

Mutiara memang indah, mahal dan tidak semua wanita mampu memilikinya. Begitu pula dengan mutiara ajaran Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas, tidak semua wanita memahami, menghayati, apalagi mengaplikasikannya dalam kehidupan rumah tangga mereka.

Arus globalisasi sekarang ini telah menyerbu kaum muslimin dalam dan membentuk paradigma mereka segala hal, termasuk gaya hidup dalam berumah tangga. Saat ini untuk menjadi istri yang setia dan konsisten untuk mengaplikasikan mutiara ajaran Rasullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ternyata tidak popular. Sehingga sebagian wanita beranggapan, sudah bukan zamannya lagi memperlakukan suami sebagai junjungan yang harus ditaati, atau istri harus senantiasa meminta izin terlebih dahulu kepada suami untuk melakukan apa yang mau dilakukannya.

Di sisi lain, bukan hal aneh jika sekarang ini kita banyak mendengar rumah tangga muslim mengalami guncangan, keretakan bahkan perceraian. Tentu saja semua orang tidak menginginkan semua ini terjadi pada rumah tangga mereka. Terdapat sejumlah cara untuk mencegahnya yaitu suami istri harus melakukan evaluasi perjalanan rumah tangganya secara berkala, terutama evaluasi tentang orientasi menikah dan membangun rumah tangga. Misalnya, apa sesungguhnya tujuan saya menikah? Apa yang saya harapkan dari pernikahan ini? Model rumah tangga apa yang akan saya bangun? Dan jawaban atas pertanyaan tersebut dapat dijadikan renungan dan penguat dalam menghadapi gelombang dalam rumah tangga. Kemudian setelah itu berusaha memantapkan hati untuk menjalankan rumah tangga dengan mengedepankan ridha dan qona'ah (menerima dan puas dengan pemberian Allah Subahana Wa Ta'ala).

Sebagai seorang muslimah sudah sepatutnya kita ridha atas ketentuan Allah Subhana Wa Ta'ala, dan perlu disadari bahwa ridha atas kepemimpinan suami dalam rumah tangga itu, konsekuensinya adalah taat. Artinya ketaatan seorang istri pada suaminya, pada hakikatnya merupakan satu bentuk ketaatannya kepada ketentuan Allah Subhana Wa Ta'ala. Dalam konteks ketaatan ini tentunya suami berada di jalan yang benar. Untuk melaksanakannya tidak semudah yang dibayangkan, karena ketaatan istri pada suami tidak bisa disesuaikan dengan keinginan kita, misalnya, 'Saya akan taat pada abang dalam hal-hal yang sesuai dengan keinginan saya, tapi kalau tidak, kita masing-masing saja ya bang?'

Mungkin tidak akan menjadi masalah jika keinginan atau perintah suami selaras dengan keinginan kita, tapi kalau tidak diperlukan kelapangan dada, keikhlasan dan pengorbanan untuk dapat mentaati dan melaksanakan perintahnya. Harus kita sadari bahwa kita suami istri mempunyai latar belakang yang berbeda, jadi tidak semuanya harus serba cocok dan klop, ketika memasuki gerbang pernikahan. Oleh karena itu di sinilah pentingnya untuk saling mengenal antara suami dan istri.

Ganjaran ketaatan seorang istri pada suaminya disetarakan dengan ganjaran jihadnya kaum laki-laki, sebagaimana disebutkan dalam hadist Asma bin Yazid yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a. Sekalipun demikian Islam menganjurkan para suami untuk melazimkan musyawarah pada istrinya dalam berbagai persoalan. (QS Al-Baqarah: 233), memperlakukan istri dengan baik sebagai indikator utama akhlak seorang laki-laki. Begitulah Islam tidak menjadikan ketaatan seorang istri sebagai peluang bagi suami untuk menjadi diktator dalam rumah tangganya. Jadi tunggu apalagi, mari taati suami kita dan miliki mutiara-mutiara yang nyaris hilang itu.

Sifat-sifat Istri Shaleh

1]. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ اَلْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِى إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا، وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوقُ غَضْمًا حَتَّى تَرْضَى

“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257 ).

2]. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.

3]. Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya.
Asma’ bintu Yazid radhiallahu 'anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).”

Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

فَلاَ تَفْعَلُوا، فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِثْلُ الشَّيْطَانِ لَقِيَ شَيْطَانَةً فِي طَرِيْقٍ فَغَشِيَهَا وَالنَّاسُ يَنْظُرُوْنَ

“Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR. Ahmad).

4]. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ، اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهَ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهَ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهَ

“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)

5]. Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta‘ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ

“Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)

6]. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:

“Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah bersabda:

لاَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لاَ تَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لاَ تَسْتَغْنِي عَنْهُ

“Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia membutuhkannya.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 289)

7]. Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar‘i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)

إِذَا بَاتَتِ الْمَرْأَةُ مُهَاجِرَةً فِرَاشَ زَوْجِهَا لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تَرْجِعَ

“Apabila seorang istri bermalam dalam keadaan meninggalkan tempat tidur suaminya, niscaya para malaikat melaknatnya sampai ia kembali (ke suaminya).” (HR. Al-Bukhari no. 5194 dan Muslim no. 1436).

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

CINTA Q

Bismillahirrahmaanirrahiim


Sedang apakah kamu cinta?
Kumohon kemarilah, ku ingin b'samamu..
Rindu ini mengajakku u/ sgera b'temu denganmu
resah hati tak mendengar kabarmu,
jika diijinkan, biarkan aku saja yang menghampiri nan menjemputmu..


Tapi apa mau dikata, sampai saat ini kubelum tau siapa dirimu,
belum kenal deretan huruf namamu & tak tau kau hidup di kota mana...~_~

b'sembunyi dimanakah kau cinta_ku?
Sampai kapan buat kuselalu menunggu??
Kumohon keluarlah dari bilik munajah cinta-ku.

Sabar...

Itulah kunci pnantian-ku
aku percaya..
Takdir ALLAH bukan tak akan memp'temukan diri ini dgmu..
Namun masih belum saatnya tuk b'temu


Disini...
Tetap kurajut benang-benang doa!
Aaah... Ingin rasanya kupetik namamu
tuk kuselipkan dalam sujud doa cintaku

Tapi Allah berkata masih "RAHASIA"

tak kan kubiarkan masa penantianku kosong begitu saja.
Bukan b'arti ku isi dgn b'main2 hati
biarkn aku sibuk tuk lebih dekat pada-NYA
Memp'siapkn diri agr menjadi pantas menyambut kedatanganmu


Cinta
Kuharap kau jua begitu..
Ingin tau siapa aku,,
Kumohon Cinta.
jgn b'diam diri saja di ujung sana
b'rusahalah menghampiriku dg bekal keimananmu
mintalah petunjuk pada Rabbi untuk menemuiku

yakinlah …… !!!
rajutan doaku n doamu mampu menambah kekuatan tekad u/ bisa dp'etmukan
di waktu yg TEPAT n INDAH dalam balutan pernikahan suci..

Ya allah..
Ya Rohmaan..
Jika sudah tiba saatnya, keluarkan dia dari bilik munajah cintaku
Antarkan hatinya tuk mjemputku d ujung pnantian ini ...
bisikkan padanya bhwa penantianku b'samaMU,,,
Bukn dg mereka yg ingin menawarkn cinta semu...
Aamiin

Selasa, 12 Juni 2012

HUKUM MENINGGALKAN SHALAT.

HUKUM MENINGGALKAN SHALAT.


الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أما بعد:
فلا شك أن الصـلاة عماد الدين، وهي الفارقة بين الكفر والإيمان، كما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "إن بين الرجل وبين الكفر ـ أو الشرك ـ ترك الصلاة" أخرجه مسلم، وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "العهد الذي بيننا وبينهم الصلاة، فمن تركها فقد كفر" رواه أحمد وأبو داود والنسائي والترمذي، وقال: حسن صحيح، وابن ماجه، وابن حبان في صحيحه، والحاكم. 


Tidak diragukan lagi bahwa shalat adalah tiang agama. Shalat yang menjadi pembeda antara kekafiran dan keimanan, sebagaimana sabda Rasulullah Saw: “Sesungguhnya (perbedaan) antara seseorang dan kekafiran –atau kemusyrikan- adalah meninggalkan shalat”. (HR. Muslim). Rasulullah Saw bersabda: “Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat. Siapa yang meninggalkan shalat, maka sungguh ia telah kafir”. (HR. Ahmad, Abu Daud, an-Nasa’i dan at-Tirmidzi. Imam at-Tirmidzi berkata: “Hadits hasan shahih”. Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya dan al-Hakim).

وقال عمر بن الخطاب رضي الله عنه: "لا حظ في الإسلام لمن ترك الصلاة"، وقال عبد الله بن شقيق: كان أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم لا يرون من الأعمال شيئاً تركه كفر إلا الصلاة، وعن ابن عباس رضي الله عنهما قال: "من ترك الصلاة فقد كفر" رواه المروزي في تعظيم قدر الصلاة، والمنذري في الترغيب والترهيب. وعن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما قال: "من لم يصل فهو كافر" رواه ابن عبد البر في التمهيد (4/226) والمنذري في الترغيب والترهيب(1/439).
Umar bin al-Khaththab berkata: “Tidak ada keberuntungan dalam Islam bagi orang yang meninggalkan shalat”. Abdullah bin Syaqiq berkata: “Para shahabat tidak melihat suatu amal, jika ditinggalkan maka seseorang menjadi kafir, kecuali shalat”. Dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Siapa yang meninggalkan shalat, maka sungguh ia telah kafir”. Diriwayatkan oleh al-Marwazi dalam Ta’zhim Qadr ash-Shalah dan al-Mundziri dalam at-Targhib wa at-Tarhib. Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata: “Siapa yang tidak shalat, maka ia telah kafir”. Diriwayatkan oleh Ibnu Abdilbarr dalam at-Tamhid (4/226) dan al-Mundziri dalam at-Targhib wa at-Tarhib (1/439).
ولا يخفى أن هذه العقوبة لمن ترك الصلاة بالكلية، أما من يصليها لكنه يتكاسل في أدائها، ويؤخرها عن وقتها، فقد توعده الله بالويل فقال: (فويل للمصلين الذين هم عن صلاتهم ساهون) [الماعون: 5].
والويل هو: واد في جهنم ـ نسأل الله العافية ـ وكيف لا يحافظ المسلم على أداء الصلاة، وقد أمرنا الله بذلك فقال: (حافظوا على الصلوات والصلاة الوسطى وقوموا لله قانتين) [البقرة: 238]. فأي مصيبة أعظم من عدم المحافظة على الصلاة!!.
Tidak diragukan bahwa hukuman itu bagi orang yang meninggalkan shalat secara keseluruhan. Adapun orang yang melaksanakan shalat, akan tetapi ia melaksanakannya dengan bermalas-malasan, shalat di akhir waktu, maka Allah mengancamnya dengan neraka Wail. “Maka neraka Wail lah bagi orang yang lalai melaksanakan shalat”. (Qs. Al-Ma’un: 5). Wail adalah lembah di neraka Jahanam. Kita memohon agar diselamatkan dari itu. Bagaimana mungkin seorang muslim tidak melaksanakan shalat, padahal Allah telah memerintahkan: “Jagalah shalat-shalat kamu dan shalat Wustha. Tegaklah bersama-sama orang yang melaksanakan shalat”. (Qs. Al-Baqarah: 238). Adakah musibah yang lebih besar daripada tidak menjaga shalat?!

ونقول للسائل: لم لا تصلي؟ ألا تخاف من الله؟ ألا تخشى الموت؟.
أما تعلم أن أول ما يحاسب عليه العبد يوم القيامة الصلاة، كما قال الرسول صلى الله عليه وسلم: "أول ما يحاسب عليه العبد الصلاة، فإن صلحت فقد أفلح وأنجح، وإن فسدت فقد خاب وخسر" رواه الترمذي وحسنه، وأبو داود والنسائي.
Kami katakan kepada orang yang tidak shalat: “Mengapa engkau tidak melaksanakan shalat?”. Apakah engkau tidak takut azab Allah? Apakah engkau tidak takut kepada kematian?
Apakah engkau tidak mengetahui bahwa yang pertama dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat? Sebagaimana sabda Rasulullah Saw: “Yang pertama dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya benar, maka ia menang dan beruntung. Jika shalatnya rusak, maka ia sia-sia dan merugi”. (HR. At-Tirmidi, menurut at-Tirmidzi: hadits hasan. Abu Daud dan an-Nasa’i).

وماذا يكون جوابك لربك حين يسألك عن الصلاة؟
ألا تعرف أن النبي صلى الله عليه وسلم يعرف أمته يوم القيامة بالغرة والتحجيل من أثر الوضوء، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "إن أمتي يدعون يوم القيامة غراً محجلين من أثر الوضوء" رواه البخاري ومسلم و(الغرة): بياض الوجه، و(التحجيل): بياض في اليدين والرجلين.
كيف بالمرء حينما يأتي يوم القيامة، وليس عنده هذه العلامة، وهي من خصائص الأمة المحمدية، بل لقد وصف الله أتباع الرسول صلى الله عليه وسلم بأنهم: (سيماهم في وجوههم من أثر السجود) [الفتح: 29].
Apa jawabanmu terhadap tuhanmu ketika ia bertanya kepadamu tentang shalatmu?
Apakah engkau tidak mengetahui bahwa Rasulullah Saw mengenali ummatnya pada hari kiamat dengan cahaya di wajah mereka karena bekas wudhu’. Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya ummatku pada hari kiamat bercahaya karena bekas wudhu’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Makna Ghurrah adalah: wajah yang putih bercahaya. Makna Tahjil adalah: putih bercahaya kedua tangan dan kedua kaki.
Bagaimana jika seseorang datang pada hari kiamat tanpa ada tanda ini di tubuhnya, padahal tanda ini adalah keistimewaan ummat nabi Muhammad Saw. Bahkan Allah menyebut sifat pengikut nabi Muhammad Saw dengan: “Terlihat di wajah mereka bekas sujud”. (Qs. Al-Fath: 29).

وقد تكلم العلماء باستفاضة عن عقوبة تارك الصلاة ، كما في كتاب الزواجر عن اقتراف الكبائر لابن حجر الهيتمي .
كما أن ترك الصلاة من المعاصي العظيمة، ومن عقوبات المعاصي أنها: تنسي العبد نفسه، كما قال الإمام ابن القيم: فإذا نسي نفسه أهملها وأفسدها، وقال أيضا: ومن عقوباتها أنها: تزيل النعم الحاضرة وتقطع النعم الواصلة، فتزيل الحاصل وتمنع الواصل، فإن نعم الله ما حفظ موجودها بمثل طاعته، ولا استجلب مفقودها بمثل طاعته، فإن ما عند الله لا ينال إلا بطاعته..
Para ulama telah membahas tentang hukuman meninggalkan shalat sebagaimana yang telah disebutkan dalam kitab az-Zawajir ‘an Iqtiraf al-Kaba’ir karya Imam Ibnu Hajar al-Haitsami. Bahwa meninggalkan shalat itu termasuk perbuatan maksiat yang besar. Diantara hukuman bagi pelaku maksiat adalah: dilenyapkan nikmat yang ada, diputus nikmat yang berkesinambungan. Yang ada menjadi hilang, yang berkesinambungan menjadi terhalang. Sesungguhnya nikmat-nikmat Allah itu dijaga dengan tetap taat kepada-Nya. Tidak mungkin mendapatkan yang hilang melainkan dengan ketaatan kepada-Nya. Sesungguhnya nikmat yang ada di sisi Allah tidak akan diterima melainkan dengan ketaatan kepada-Nya.
ومن عقوبة المعاصي أيضاً: سقوط الجاه والمنزلة والكرامة عند الله، وعند خلقه، فإن أكرم الخلق عند الله أتقاهم، وأقربهم منه منزلة أطوعهم له، وعلى قدر طاعة العبد تكون له منزلة عنده، فإذا عصاه وخالف أمره سقط من عينه، فأسقطه من قلوب عباده. ومن العقوبات التي تلحق تارك الصلاة: سوء الخاتمة، والمعيشة الضنك، لعموم قوله تعالى: (ومن أعرض عن ذكري فإن له معيشة ضنكاً ونحشره يوم القيامة أعمى) [طه: 124]. وينظر كلامه رحمه الله في كتابه: الداء والدواء.


Diantara hukuman pelaku maksiat juga adalah: runtuhnya kemuliaan dan kehormatan di sisi Allah Swt dan di tengah-tengah makhluk-Nya. Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa. Orang yang paling dekat adalah orang yang paling taat. Kedekatan seorang hamba diukur dari kadar ketaatannya. Jika ia melakukan perbuatan maksiat, menentang perintah-Nya, maka jatuhlah kedudukannya di mata Allah, jatuhlah ia dari hati hamba-hamba-Nya. Diantara hukuman yang menyertai orang yang meninggalkan shalat adalah: su’ulkhotimah, kehidupan yang sempit, makna umum dari ayat: “Siapa yang berpaling dari mengingat Aku, maka kehidupannya akan sempit, dan Kami bangkitkan ia pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (Qs. Thaha: 124). Lihat dalam kitab: ad-Da’ wa ad-Dawa’.

ولا ريب أن الفقهاء قد اتفقوا على أن من ترك الصلاة جحوداً بها، وإنكاراً لها فهو كافر خارج عن الملة بالإجماع، أما من تركها مع إيمانه بها، واعتقاده بفرضيتها، ولكنه تركها تكاسلاً، أو تشاغلاً عنها، فقد صرحت الأحاديث بكفره، ومن العلماء من أخذ بهذه الأحاديث فكفَّر تارك الصلاة، وأباح دمه، كما هو مذهب الإمام أحمد، وهذا هو المنقول عن أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم، وحكى عليه إسحاق بن راهوية إجماع أهل العلم ، وقال محمد بن نصر المروزي: هو قول جمهور أهل الحديث (جامع العلوم والحكم 1/147) وهو اختيار شيخ الإسلام ابن تيمية.
Tidak diragukan lagi bahwa para Ahli Fiqh sepakat bahwa orang yang meninggalkan shalat karena ingkar, maka ia kafir, telah keluar dari agama Islam, berdasarkan Ijma’ ulama. Adapun orang yang meninggalkan shalat, tetap percaya bahwa shalat itu wajib, meyakini kewajibannya, akan tetapi ia meninggalkan shalat karena malas, atau sibuk, maka hadits menyatakannya kafir. Diantara ulama yang menjadikan hadits ini sebagai dalil mengkafirkan mereka yang meninggalkan shalat dan menghalalkan darah mereka sebagaimana yang disebutkan dalam mazhab Imam Ahmad. Pendapat ini diriwayatkan dari para shahabat Rasulullah Saw. Ishaq bin Rahawaih meriwayatkan Ijma’ ulama tentang masalah ini. Muhammad bin Nashr al-Marwazi berkata: “Ini pendapat para ahli hadits”. (Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam: 1/147). Ini pendapat yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiah.


ومن العلماء من رأى أن تارك الصلاة يقتل حداً لا كفراً، وبذلك قال الإمامان: مالك والشافعي رحمهما الله. ومنهم من رأى أنه يحبس حتى يصلي، وهو الإمام أبو حنيفة ـ رحمه الله ـ والراجح أن تارك الصلاة يستتاب، فإن تاب وإلا قتل على أنه مرتد، لما تقدم من الأحاديث، ولقوله صلى الله عليه وسلم: "رأس الأمر الإسلام وعموده الصلاة، وذروة سنامه الجهاد" رواه الترمذي وصححه. قال ابن تيمية: ومتى وقع عمود الفسطاط وقع جميعه، ولم ينتفع به. وقال (ولأن هذا إجماع الصحابة) رضي الله عنهم. انتهى من شرح العمدة.
وختاما ننصح السائل بالرجوع إلى الله والحرص على الصلاة. نسأل الله له التوفيق. والله أعلم.


Diantara ulama ada yang berpendapat bahwa orang yang meninggalkan shalat itu dijatuhi hukuman hadd dihukum mati, bukan kafir. Demikian menurut pendapat Imam Malik dan Imam Syafi’i. Ada diantara ulama yang berpendapat bahwa orang tersebut dipenjara hingga ia mau shalat, ini pendapat Imam Abu Hanifah. Pendapat yang kuat, orang yang meninggalkan shalat itu diperintahkan agar bertaubat, jika ia tidak mau bertaubat, maka ia dihukum bunuh karena telah murtad, berdasarkan hadits-hadits diatas dan sabda Rasulullah Saw: “Induk perkara dalam Islam dan tiangnya adalah shalat, puncak atasnya adalah jihat”. (HR. At-Tirmidzi, dinyatakan Imam at-Tirmidzi sebagai hadits shahih). Ibnu Taimiah berkata: “Ketika tiang kemah jatuh, maka runtuhlah semuanya, tidak lagi bermanfaat. Karena ini adalah Ijma’ ulama”. Selesai penjelasan dari Syarh al-‘Umdah.
Sebagai penutup, kami nasihatkan kepada penanya agar kembali kepada Allah, semangat melaksanakan shalat, kita memohon kepada Allah Swt semoga memberikan taufiq-Nya, wallahu a’lam.